Mickey Mouse

Rabu, 23 April 2014

Tulisan Pertemuan Kedua - KESEHATAN MENTAL


Tulisan 2 !

1.                  Pengalaman stres yang saya alami disini saat saya masih duduk dibangku SMK. Ya, karena kebetulan saat SMK saya mengikuti suatu organisasi bahkan menjabat sebagai ketua dalam organisasi tersebut. Betapa banyak permasalahan yang ada di organisasi yang bisa membuat saya atau bahkan satu angkatan saya mengalami stres, salah satunya yang akan saya ceritakan adalah saat angkatan juga junior-junior saya memutuskan untuk mengikuti lomba di luar Kabupaten Bekasi. Dalam keputusan awal ini sebenernya tidak telalu berdampak begitu besar pada tingkat stres yang saya alami, di awal-awal latihan persiapan lomba tidak telalu mengalami bayak masalah, karena prosesnya seperti biasa jika ada lomba yang akan kami ikuti. Tetapi saat mulai masuk waktu Tekhnical Meeting, ini sudah mulai banyak menghabiskan waktu untuk berpikir bagaimana caranya kami semua bisa mengikuti lomba ini, yang ternyata tidak mendapat izin dari pihak sekolah, karena lomba ini diadakan saat sekolah sudah memasuki masa liburan. Setiap jam saat sekolah, sering kali saya dan teman satu angkatan memikirkan mau seperti apa konsep kita nanti, bagaimana cara mendapat izin orangtua murid, agar mengizinkan anak-anaknya mengikuti lomba ini.
            Singkat cerita, disini saya dan teman-teman, memikirkan administrasi persyaratan untuk lomba tersebut (karena tidak mendapat izin sekolah, jelas kami melakukan suatu kecurangan administrasi), memikirkan cara berangkat ke Bogor nanti (tempat kami mengikuti lomba), memikirkan anggota lomba yang saat H-1 batal ikut karena ketahuan oleh orangtuanya ini bukan izin resmi yang diberikan sekolah, bahkan saat selesai lomba dan masuk sekolah, kami bermasalah dengan para pembina ekstrakulikuler, kami memikirkan perpecahan antara alumni organisasi dengan pihak sekolah (masih dalam pembahasan lomba kami ini, pihak alumni membela kami, sedangkan pihak sekolah tidak terima), dan disitu posisinya saya dan teman-teman kelas 3 yang sebentar lagi akan mengalami ujian, pikiran-pikiran negatif pun akhirnya muncul di tiap kepala kami, di skorsing lah, tidak diizinkan ikut ujian nasional, atau bahkan dipanggil orangtua, aaah… itu membuat kami semua stres, pusing, dan tidak tahu harus melakukan apa.
            Tetapi kami semua bersyukur, ditengah kegundahan kami, stres kami yang memuncak, banyak alumni yang memotivasi kami dan meberikan dukungan pada kami, bahkan semangat ini kami dapat bukan hanya dari alumni yang satu organisasi dengan saya, bahkan yang beda organisasi pun medukung kami, dan meminta kami tidak memikirkan hal ini, kami semua diminta untuk tetap fokus dengan belajar untuk menghadapi ujian. Diujung keputusan, kami semua disidang dengan petinggi sekolah, ada kepala sekolah, wakil kepala sekolah juga para pembina organisasi, kami diminta meminta maaf dengan membuat surat pernyataan. Perasaan kami semua sedih, kacau saat pembina organisasi mengungkapkan kekecewaannya pada kami semua meski beliau bangga pada kami, karena kami berhasil memenangkan perlombaan tersebut dengan mendapat piala Menpora dan uang jutaan rupiah. Tingkat kebingungan kam semua memuncak karena alasan kami melakukan ini sebenarnya karena ingin mebuat pembina kami bangga. Yaa, banyaknya kondisi yang menekan ini yang membuat kami semakin stres, tidak banyak cara kami menanggulanginya selain dengan menggunakan strategi terfokus masalah. Kami semua memfokuskan perhatian pada masalah yang ada, mencari permasalahn alternatif, dan menentukan dengan cara tersebut dapat di implementasikan atau tidak. Dan dari banyaknya motivasi dari pihak lain yang membuat saya dan juga teman-teman bisa menyelesaikan dengan baik, tetap tenang dalam menghadapi masalah ini dan bisa bertanggung jawab atas apa yang telah kami lakukan.
2.      Terdapat berita mengenai stres yang saya ambil dari Warta Kota edisi Kamis 17 April 2014 yang berjudul “Caleg Camel Petir Mengaku Stres Berat”, yang isinya sebagai berikut,
Caleg Camel Petir Mengaku Stres Berat
            Pedangdut ini mengaku stres saat menunggu hasil pemungutan suara. “Kalau dibilang stres memang benar. Karena deg-degan menunggu keputusan KPU soal hasil suara partai”, ujar Camel saat ditemui watawan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Camel juga mengungkapkan bahwa ia stres bukan karena memikirkan suaranya tapi lebih pada ke partai, dn hasil dari quick count itu belum bisa dipercaya karena jumlah yang valid adalah yang berasal dari hasil perhitungan KPU. Sementara Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) telah menyiapkan jaminan kesehatan bagi caleg yang stres karena kalah Pileg 2014 di Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau.
            Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kabupaten Indragiri Hulu siap menangani dan mengantarkan para caleg yang mengalami gangguan mental ke RSJ di Pekanbaru. Sedangkan Kesiapan Dinsos Inhu ini dilakukan guna mengatasi dampak Pileg 2014 yang sudah memasuki tahapan penghitungan dan penetapan kursi.
            “Sesuai tupoksi kami siap mengantarkan ke RSJ di Pekanbaru bila memang ada caleg yang stres dan ingin direhabilitasi,” katanya. Seperati diberitakan, seperti Pileg 2009 dengan banyaknya caleg gagal jadi anggota dewan yang menderita gangguan jiwa, tahun ini RSJ Soeharto Heerdjan di Jl Latumenten, Grogol, Jakarta Barat, siap menampung mereka. Bahkan pihak RSJ telah menyiapkan ruangan VIP untuk para pasien caleg gagal.

            Pendapat saya mengenai berita yang berkaitan dengan stres ini, seharusnya untuk para calon pemimpin mereka sudah harus memiliki kepribadian yang baik, juga dalam sisi psikologisnya. Kepribadian yang sehat akan selalu berpikir positif meskipun ada tujuan yang tidak bisa dicapai, inilah salah satu bentuk menurunnya kadar calon pemimpin Indonesia, dimana mereka yang seharusnya sudah lebih unggul sehingga layak menjadi calon pemimpin malah mengalami stres berlebihan yang menyebabkan mereka yang gagal dalampemilihan harus masuk dalam RSJ. Seperti yang dikatakan dosen Psikodiagnostik, seharunya mereka yang gagal jika memiliki kepribadian yang baik tidak harus mengalami stres berlebihan karena tidak tercapainya tujuan ini. Semoga hal ini bisa dijadikan suatu pembelajaran, bahwa kita harus siap atas hasil baik ataupun buruk dalam suatu pencapaian tujuan, sedih boleh asal jangan berlebihan atau menimbulkan depresi karena itu bukanlah tipe dari pekribadian yang matang.

Sumber :
1.      Warta Kota, Kamis 17 April 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar