Nama : Audi Resti Irwanti
Kelas : 3-PA-09
NPM
: 11512239
Softskill Psikoterapi tugas 1 !
1.
Berikan ulasan mengenai :
a. Pendekatan
psikoanalisa dalam psikoterapi
Pada pendekatan ini, cara
penanganan terhadap keadaan psikologis berdasarkan kondisi-kondisi masa lalu
yang dialami oleh klien. Teknik yang diperkenalkan oleh Sigmund Freud ini
mencoba menjelajahi alam ketidaksadaran kliennya melalui salah satunya wawancara asosiasi
bebas, sampai klien menemukan sumber masalahnya yang biasa terdapat pada alam
ketidaksadaran tersebut. Tahap yang paling penting pada pendekatan ini saat klien
sudah mengalami katarsis, yaitu klien mampu meluapkan emosinya sehingga bisa
menimbulkan perasaan yang lega atau memuaskan .Dalam pendekatan psikoanalisis
memiliki kelemahan, yaitu proses penyembuhan ini bisa berlangsung selama
bertahun-tahun.
b. Pendekatan
psikologi belajar di dalam psikoterapi
Pada pendekatan ini sangat
menitikberatkan peranan lingkungan, peranan dunia luar sebagai faktor penting
dimana seseorang dipengaruhi, seseorang belajar. Perbedaan antara pendekatan
ini dengan pendekatan psikoanalisis yaitu pada pendekatan ini sangat menekankan
kepada perilaku klien saat ini, bukanlah yang terjadi pada masa lalu seperti
yang diungkapkan pada pendekatan psikoanalisa. Kelemahan yang terdapat pada
pendekatan ini, sewaktu-waktu akan timbul kembali jika ada trauma baru atau
kejadian yang tidak dikehendaki, atau jika persoalan intinya belum terpecahkan
dapat menimbulkan gejala atau keluhan lain.
c. Pendekatan
psikologi humanistik di dalam psikoterapi
Pendekatan ini dianjurkan oleh Carl
Rogers karena ia beranggapan bahwa semua individu memiliki aspek-aspek positif
dalam dirinya. Psikoterapis bertugas untuk membantu klien menulusuri semua
aspek positif dalam dirinya, agar klien bisa mengembangkan dirinya secara
positif dan meninggalkan gejala-gejala gangguan mentalnya .Pendekatan ini akan
terlihat sederhana jika dilihat dari teori, namun akan mengalami kesulitan saat
praktik karena tidak semua konselor mudah untuk memiliki penerimaan positif
tidak bersyarat, dan pengertian secara empati. Jika kondisi kongruensi,
penerimaan positif tidak bersyarat, dan mendengarkan secara empati dari terapi
tersedia dengan baik dalam hubungan klien-konselor, maka proses terapi dapat
terjadi. Jika proses terapi terjadi, maka beberapa hasil dapat diprediksi.
d. Pendekatan
psikologi kognitif di dalam psikoterapi
Pada pendekatan kognitif segala
emosi negatif terhadap suatu hal/benda tertentu , dibahas tuntas secara
rasional, hingga pada akhirnya klien tidak lagi melihat alasan mengapa ia harus
beremosi negatif dan klien pun mengubah perilakunya menjadi lebih positif. Menurut
Martin & Pear tujuan dari pendekatan ini yaitu mengajak klien untuk
menentang pikiran yang salah dengan menampilkan bukti-bukti yang bertentangan
dengan keyakinan mereka tentang masalah yang dihadapi, (dalam Fatma &
Ernawati, 2012).
2.
Contoh kasus dari pendekatan diatas :
a. Psikodinamik
Ada seorang individu yang mengalami
trauma saat masa kecil, ketika setiap melakukan suatu kesalahan pasti selalu
mendapatkan hukuman yang menyakitkan bagi dirinya sehingga sampai dewasa ini,
dia menjadi pendiam/introvert karena takut untuk melakukan sesuatu dan takut
melakukan kesalahan. Dan setiap kali jika mengalami suatu kesalahan, dia akan
merasa takut akan ada seseorang yang menghukun dan menyakitinya.
b. Behavioristik
Pendekatan ini bisa digunakan pada
penderita phobia. Mela mengalami phobia terhadap karet gelang, setiap dia
melihat karet gelang, Mela akan berlari bahkan menjerit dan menangis. Mela benar-benar
menghindari segala hal apapun yang berhubungan dengan karet gelang.
c. Humanistik
Pendekatan ini cocok untuk individu
yang memiliki rasa kurang percaya diri. Seperti yang terjadi pada Esa, ia
memiliki berat badan yang berbeda dari teman-teman ataupun lingkungan
terdekatnya, sehingga lambat laun, Esa merasa kurang percaya diri, hingga
akhirnya Esa menarik diri dari lingkungan sosialnya.
d. Kognitif
Contoh kasus pada pendekatan ini
bisa juga seperti pada contoh kasus pada behavioristik yaitu mengenai phobia
pada karet gelang, dipikiran Mela karet gelang itu akan bergerak-gerak seolah
hidup seperti cacing jika anggota tubuhnya menyentuh karet gelang tersebut.
3.
Pandangan mengenai kasus diatas
berdasarkan pendekatannya :
a. Psikodinamik
Contoh kasus di atas cocok untuk
ditangani dengan pendekatan psikodiamik karena erat kaitannya dengan kondisi
masa lalu. Terapis bisa melakukan asosiasi bebas, untuk menemukan akar
permasalahannya. Hingga akhirnya mengetahui berawal dari mana, klien ini mengalami
ketakutan berlebihan dalam melakukan sesuatu dan membuat dirinya menjadi introvert.
b. Behavioristik
Pada dasarnya masalah phobia memang
cocok untuk diselesaikan dengan pendekatan behavioristik. Bisa dengan cara pembelajaran
awal, mendekatkan benda yang ditakuti pada klien dengan hal-hal yang
menyenangkan bagi klien sehingga akhirnya nanti ada penggabungan positif antara
benda yang ditakuti dengan hal-hal yang menyenangkan bagi klien tersebut.
c. Humanistik
Kasus yang disebutkan diatas cocok
dengan pendekatan ini sebab pada pendekatan ini menekankan pada adanya
aspek-aspek positif dari klien, sehingga saat klien merasa tidak percaya diri,
akan digali oleh terapis bahwa klien memiliki hal yang membanggakan dan lebih
menunjukan suatu prestasi daripada harus terfokus pada pemikiran bahwa dirinya
memiliki berat badan yang jauh lebih besar dibandingkan teman disekitar
lingkungannya. Jadi jika klien sudah memahami kelebihan-kelebihannya, akan
meningkatlah harga dirinya.
d. Kognitif
Cocok digunakan juga penderita
phobia, karena banyak juga penderitanya berfikir secara irasional. Disini lah
peran psikologi kognitif, terapis harus mampu mengubah kognisi klien dengan
harapan adanya perubahan pada pemikiran terhadap karet gelang tersebut dan
menampilkan bukti-bukti yang bertentangan dengan pikiran mereka.
Daftar
Pustaka :
Basuki, H. (2008).
Psikologi Umum. Jakarta: Universitas
Gunadarma
Fatma, A.,
Ernawati, S. (2012). Pendekatan Perilaku
Kognitif dalam Pelatihan Keterampilan Mengelola Kecemasan Berbicara di Depan
Umum. Talenta Psikologi. Vol. I, No. 1
Feist, J., &
Feist, G.J. (2010). Teori Kepribadian
edisi 7. Jakarta: Salemba Humanika
Gunarsa, S.D. (2007).
Konseling dan Psikoterapi. Jakarta:
PT.BPK Gunung Mulia
Handout Psikologi
Konseling
Sarwono, S.W. (2010).
Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada