Audi Resti Irwanti
3PA09 – 11512239
Tugas Psikoterapi 2 !
TERAPI KELUARGA
1.
Pengertian Terapi Keluarga !
Menurut
Roberts & Greene (2008) terapi keluarga adalah suatu bentuk terapi relasi (a relationship form of therapy), yang
sering dipraktikkan dalam suatu kerangka sistem. Sedangkan menurut Kartini Kartono
dan Gulo (dalam Somaryati dan Astutik) adalah suatu bentuk terapi kelompok
dimana masalah pokoknya adalah hubngan antara pasien dengan anggota-anggota
keluarganya. Terapi keluarga menurut Almasitoh adalah cara baru untuk
mengetahui permasalahan seseorang, memahami perilaku, perkembangan simtom dan
cara pemecahannya. Terapi keluarga ini bisa saja dilakukan sesama anggota
keluarga dan tidak memerlukan orang lain.
Jadi
terapi keluarga ini merupakan suatu proses penanganan masalah yang berkaitan
dengan hubungan antara sesama keluarga.
2.
Cara melakukan terapi keluarga!
Ada
beberapa teknik yang bisa dilakukan dalam terapi keluarga, diantaranya :
§ Pemeragaan
Memeragakan saat terjadinya masalah
yang bersangkutan muncul. Misalnya ayah dan anaknya yan sedang bertengkar,
kemudain terapis membujuk mereka untuk terus berbicara setelah itu terapis
memberikan saran-saran dan bisa disebut dengan psikodrama.
§ Homework
Mengumpulkan seluruh anggota
keluarga agar saling berkomunikasi diantaranya.
§ Family
Sculpting
Mendekatkan diri dengan anggota
keluarganya yang lain dengan cara nonverbal
§ Genograms
Sebuah cara bermanfaat untuk
mengumpulkan dan mengorganisasi informasi tentang keluarga genogram, yaitu
sebuah diagram terstruktur dari sistem hubungan tiga generasi keluarga.
Dan tahapan dalam terapi keluarga
juga bisa seperti,
§ Initial
Interview
Proses ini meliputi :
a.
Engagement
Stage
Pertemuan keluarga dan menjelaskan
apa yang mereka inginkan.
b.
Assessment
Stage
Mengindentifikasi masalah yang
menjadi perhatian keluarga.
c.
Exploratioan
Stage
Terapis dan keluarga mengeksplorasi
masalah lain yang berkaitan dengan masalah utama.
d.
Goal-Setting
Stage
Terapis mensistensi semua
informasi, dna anggota keluarga menetapkan apa yang ingin mereka ubah.
e.
Termination
Stage
Akhir pada fase ini, yang
menetapkan kontrak untuk pertemuan berikutnya dan siapa saja anggota keluarga
yang harus hadir dalam perteman tersebut.
§ Fase Kerja
Yang bertujuan untuk mmbantu
keluarga menerima dan menyesuaikan diri dengan
perubahan, selama fase ini terapis mengidentifikasi kekuatan dan
permasalahan keluarga.
§ Fase Terminasi
Biasanya hal ini terjadi jika
keluarga merasa perubahan yang terjadi mengancam fungsi keluarga yang sudah
ada. Terapis harus melakukan review terhadap masalah yang telah teridentifikasi
dengan keluarga. Dan jika sudah terselesaikan, maka terminasi harus dilakukan.
3.
Manfaat dalam terapi keluarga, diantaranya
:
§ Membantu
memperjelas komunikasi dalam keluarga dan menghindarkan adanya keluhan-keluhan.
§ Mengembangkan
komunikasi bagi seluruh keluarga
§ Menyusun
kembali kesatuan dan menyembuhkan perpecahan yang terjadi dalam datu keluarga.
§ Dapat
meningkatkan keterampilan interpersonal dan perilaku
§ Mampu
mengembangakan koomuniiasi secara terbuka
§ Dapat
meningkatkan fungsi keluarga secara optimal
§ Dapat
memfasilitassi perubahan positif dalam keluarga
4.
Kasus-kasus yang dapat diselesaikan
dalam terapi keluarga, biasanya terjadi dalam kasus pendidikan, baik pada anak
yang memiliki hambatan dalam belajar ataupun anak-anak yang mengalami gangguan
mental sehingga peran keluarga sangat dibutuhkan dalam permasalahan ini selain
pada lingkungan. Kasus lain yang bisa ditangani dengan terapi keluarga juga
pada konflik perkawinan, bidang sosial seperti pada kenakalan remaja karena meski
lingkungan sangat berpengaruh pada proses perkembangan anak, tetapi dalam
pembentukan komunikasi keluarga ataupun pola asuh juga mempengaruhi dan juga bidang
klinis seperti pada anorexia ataupun skizofrenia.
5.
Contohnya :
Anak
yang menderita szikofrenia, kemudian orangtuanya membawa ke rumah sakit untuk
ditangani, setelah bertahun-tahun melakukan proses terapi, kondisi anak ini
semakin membaik, sehingga bisa untuk diperbolehkan kembali pulang kerumah. Namun
saat kembali kerumah, kondisi anak ini kembali memburuk, hingga oramgutanya
kembali membawa anak tersebut ke rumah sakit. Tetapi setelah dicari kemabli apa
penyebab munculnya indikasi gangguan tersebut, ternyata dari pihak kelurganya
yang ternyata tidak menerima keadaan si anak yang mengalami ganggua tersebut,
dan jika si anak melakukan suatu hal yang dianggap tidak wajar, anak ini terus
dimarahi. Dan dari contoh ini, seharusnya dilakukan terapi keluarga, agar mampu
memberikan kasih sayang yang utuh dan juga mampu memberikan dukungan pada anak.
Daftar Pustaka :
- Almasitoh. (2012). Model Terapi Keluarga. Magistra No. 80 th.XXIV
- Fawziah, A., Rohana & Hidayat, A.R. (2011). Tugas Psikoterapi: Family Therapy (Terapi Keluarga). Diakses pada tanggal 10 Mei 2015, dari http://www.scribd.com/doc/111760136/Family-Therapy-Terapi-Keluarga
- Roberts, A.R & Greene, G.J. (2008). Buku Pintar Pekerja Sosial. Jakarta : Gunung Mulia
- Somaryati & Astutik, S. (2013). Family Therapy dalam Menangani Pola Asuh Orang Tua yang Salah pada Anak Slow Learner. Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam. Vol.03 No 01
- Wijayanti, D.Y. (2010). Terapi Keluarga. Diakses pada tanggal 10 Mei 2015, dari https://macind.files.wordpress.com/2010/12/terapi-keluarga.pptx