Mickey Mouse

Senin, 11 Mei 2015

Tugas kedua Psikoterapi



Audi Resti Irwanti
3PA09 – 11512239
Tugas Psikoterapi 2 !
TERAPI KELUARGA
1.      Pengertian Terapi Keluarga !
Menurut Roberts & Greene (2008) terapi keluarga adalah suatu bentuk terapi relasi (a relationship form of therapy), yang sering dipraktikkan dalam suatu kerangka sistem. Sedangkan menurut Kartini Kartono dan Gulo (dalam Somaryati dan Astutik) adalah suatu bentuk terapi kelompok dimana masalah pokoknya adalah hubngan antara pasien dengan anggota-anggota keluarganya. Terapi keluarga menurut Almasitoh adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan seseorang, memahami perilaku, perkembangan simtom dan cara pemecahannya. Terapi keluarga ini bisa saja dilakukan sesama anggota keluarga dan tidak memerlukan orang lain.
Jadi terapi keluarga ini merupakan suatu proses penanganan masalah yang berkaitan dengan hubungan antara sesama keluarga.

2.      Cara melakukan terapi keluarga!
Ada beberapa teknik yang bisa dilakukan dalam terapi keluarga, diantaranya :
§  Pemeragaan
Memeragakan saat terjadinya masalah yang bersangkutan muncul. Misalnya ayah dan anaknya yan sedang bertengkar, kemudain terapis membujuk mereka untuk terus berbicara setelah itu terapis memberikan saran-saran dan bisa disebut dengan psikodrama.
§  Homework
Mengumpulkan seluruh anggota keluarga agar saling berkomunikasi diantaranya.
§  Family Sculpting
Mendekatkan diri dengan anggota keluarganya yang lain dengan cara nonverbal
§  Genograms
Sebuah cara bermanfaat untuk mengumpulkan dan mengorganisasi informasi tentang keluarga genogram, yaitu sebuah diagram terstruktur dari sistem hubungan tiga generasi keluarga.

Dan tahapan dalam terapi keluarga juga bisa seperti,
§  Initial Interview
Proses ini meliputi :
a.      Engagement Stage
Pertemuan keluarga dan menjelaskan apa yang mereka inginkan.
b.      Assessment Stage
Mengindentifikasi masalah yang menjadi perhatian keluarga.
c.       Exploratioan Stage
Terapis dan keluarga mengeksplorasi masalah lain yang berkaitan dengan masalah utama.
d.      Goal-Setting Stage
Terapis mensistensi semua informasi, dna anggota keluarga menetapkan apa yang  ingin mereka ubah.
e.       Termination Stage
Akhir pada fase ini, yang menetapkan kontrak untuk pertemuan berikutnya dan siapa saja anggota keluarga yang harus hadir dalam perteman tersebut.
§  Fase Kerja
Yang bertujuan untuk mmbantu keluarga menerima dan menyesuaikan diri dengan  perubahan, selama fase ini terapis mengidentifikasi kekuatan dan permasalahan keluarga.
§  Fase Terminasi
Biasanya hal ini terjadi jika keluarga merasa perubahan yang terjadi mengancam fungsi keluarga yang sudah ada. Terapis harus melakukan review terhadap masalah yang telah teridentifikasi dengan keluarga. Dan jika sudah terselesaikan, maka terminasi harus dilakukan.

3.      Manfaat dalam terapi keluarga, diantaranya :
§  Membantu memperjelas komunikasi dalam keluarga dan menghindarkan adanya keluhan-keluhan.
§  Mengembangkan komunikasi bagi seluruh keluarga
§  Menyusun kembali kesatuan dan menyembuhkan perpecahan yang terjadi dalam datu keluarga.
§  Dapat meningkatkan keterampilan interpersonal dan perilaku
§  Mampu mengembangakan koomuniiasi secara terbuka
§  Dapat meningkatkan fungsi keluarga secara optimal
§  Dapat memfasilitassi perubahan positif dalam keluarga

4.      Kasus-kasus yang dapat diselesaikan dalam terapi keluarga, biasanya terjadi dalam kasus pendidikan, baik pada anak yang memiliki hambatan dalam belajar ataupun anak-anak yang mengalami gangguan mental sehingga peran keluarga sangat dibutuhkan dalam permasalahan ini selain pada lingkungan. Kasus lain yang bisa ditangani dengan terapi keluarga juga pada konflik perkawinan, bidang sosial seperti pada kenakalan remaja karena meski lingkungan sangat berpengaruh pada proses perkembangan anak, tetapi dalam pembentukan komunikasi keluarga ataupun pola asuh juga mempengaruhi dan juga bidang klinis seperti pada anorexia ataupun skizofrenia.

5.      Contohnya :
Anak yang menderita szikofrenia, kemudian orangtuanya membawa ke rumah sakit untuk ditangani, setelah bertahun-tahun melakukan proses terapi, kondisi anak ini semakin membaik, sehingga bisa untuk diperbolehkan kembali pulang kerumah. Namun saat kembali kerumah, kondisi anak ini kembali memburuk, hingga oramgutanya kembali membawa anak tersebut ke rumah sakit. Tetapi setelah dicari kemabli apa penyebab munculnya indikasi gangguan tersebut, ternyata dari pihak kelurganya yang ternyata tidak menerima keadaan si anak yang mengalami ganggua tersebut, dan jika si anak melakukan suatu hal yang dianggap tidak wajar, anak ini terus dimarahi. Dan dari contoh ini, seharusnya dilakukan terapi keluarga, agar mampu memberikan kasih sayang yang utuh dan juga mampu memberikan dukungan pada anak.

Daftar Pustaka :
  1. Almasitoh. (2012). Model Terapi Keluarga. Magistra No. 80 th.XXIV
  2. Fawziah, A., Rohana & Hidayat, A.R. (2011). Tugas Psikoterapi: Family Therapy (Terapi Keluarga). Diakses pada tanggal 10 Mei 2015, dari http://www.scribd.com/doc/111760136/Family-Therapy-Terapi-Keluarga 
  3. Roberts, A.R & Greene, G.J. (2008). Buku Pintar Pekerja Sosial. Jakarta : Gunung Mulia
  4. Somaryati & Astutik, S. (2013). Family Therapy dalam Menangani Pola Asuh Orang Tua yang Salah pada Anak Slow Learner. Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam. Vol.03 No 01
  5. Wijayanti, D.Y. (2010). Terapi Keluarga. Diakses pada tanggal 10 Mei 2015, dari https://macind.files.wordpress.com/2010/12/terapi-keluarga.pptx