Mickey Mouse

Rabu, 23 April 2014

Tugas Pertemuan Kedua - KESEHATAN MENTAL


AUDI RESTI IRWANTI
2 PA 09 - 11512239

Tugas 2 !
STRES
A.      Arti Penting Stres
     Stres ini pasti pernah dialami oleh kita semua, baik yang ditimbulkan berdampak besar atau kecil. Stres yang dialami tiap individu pun berbeda meski seandainya peristiwa yang dialami sama. Dan dalam stres sendiri pun tidak semua selalu berkonotasi negatif atau jelek. Ada baiknya kita memahami defini dari stres untuk memahami lebih jauh mengenai stres.
       Ada beberapa pendapat yang mendefinisikan mengenai stres, diantara lain :
û  J.P Chaplin dalam Kamus Lengkap Psikologi
Stres sebagai suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis.
û  Atkinson (1983)
Stres terjadi ketika orang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebagai mengancam kesehatan fisik maupun psikologisnya.
û  Lazarus (1999, dalam Rod Plotnik 2005:481)
Stres adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterpretasikan atau menilai situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai.
B.       Tipe-tipe Stres Psikologis
Berbagai tipe stres psikologis, diantaranya :
§  Frustasi
Hal ini muncul karena adanya kegagalan saat ingin mencapai suatu tujuan tertentu, yang biasanya dalam menggapai tujuan tersebut ada suatu permasalahan dan individu yang mengalami ini tidak mampu menjalani rintangan tersebut sehingga mengalami kegagalan atau frustasi. Frustasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan atau kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, dsb)
§  Konflik
Muncul ketika individu berada dalam kondisi di bawah tekanan untuk merespon dua atau lebih dorongan yang saling bertentangan secara simultan atau bersamaan. Bentuk konflik juga terdiri dari empat bagian yaitu,
-          Approach-Approach Conflict
Dua pilihan yang masing-masing memiliki alternatif yang diinginkan.
-          Approach-Avoidant Conflict
Satu bjek memiliki konsekuensi positif ataupun negatif.
-          Avoidant-Avoidant Conflict
Dua pilihan yang sama-sama memiliki konsekuensi negatif.
-          Double Approach-Avoidance Conflict
Dua alternatif yang sama-sama memiliki konsekuensi positif dan negatif.
§  Tekanan
Biasanya tekanan didapat dari tuntutan kehidupan sehari-hari, bisa juga berasal dari dalam diri individu dan luar diri.
§  Kecemasan
Cemas biasanya adalah perasaan samar-samar. Merupakan suatu kondisi saat individu merasakan suatu kegelisahan atau kekhawatiran, rasa tidak nyaman dan ketegangan yang tidak terkendali yang berkaitan dengan kemungkinan adanya suatu hal yang buruk. Simtom cemas biasanay ditandai dengan jantugn berdebar, ketegangan otot, keringat dingin. Simtom ini dianggap wajar secara psikologis jika masih dalam internsitas yang normal. Karena kecemasan bisa dikatakan sebagai alarm yang memperingatkan akan adanya bahaya terdekat dan membangkitkan kita untuk merespon secara cepat pula.
C.      Symtom – Reducing Respons Terhadap Stres
     Dalam penyesuaian diri terhadap stres yang bersifat mengurangi atau memperlemah simtom stres ada dua macam :
S  Yang bersifat tak disadari, seringkali dilakukan adalah defense mechanism (mekanisme pertahanan diri atau ego).
Mekanisme pertahanan diri ini biasanya digunakan oleh self/ego untuk melindungi dari segala ancaman, sifatnya kebanyakan tidak disadari, tetapi otomatis muncul saat individu menghadapi ancaman baik dengan kesadaran minimum atau tidak sama sekali. Jenisnya antara lain :
§  Represi, menekan pengalaman-pengalaman tidak menyenangkan ke bawah sadar.
§  Supresi, upaya sadar individu untuk mengendalikan keinginan yang memunculkan kecemasan.
§  Pengingkaran, menolak melihat atau mendengar aspek realita yang tidak menyenangkan atau mengancam.
§  Rasionalisasi, usaha untuk memberikan alasan pada perilaku yang tidak diterima dalam cara yang diterima sosial dan rasional.
§  Regresi, mundur pada fase perkembangan sebelumnya.
§  Proyeksi, upaya individu untuk melemparkan penyebab frustasinya pada orang lain.
§  Reaksi-formasi, mengalihkan motif yang dimiliki ke motif lain yang berlawanan, dll.
S  Yang bersifat disadari, seperti membicarakannya dengan orang lain, melakukan pekerjaan lain yang mengurangi simtom stres ataupun tertawa.
D.      Pendekatan Problem Solving Terhadap Stres
     Dalam upaya menghilangkan sumber stres terdapat beberapa strategi tertentu sehingga lebih terarah, yaitu :
-          Memodifikasi diri agar lebih toleran terhadap stres.
-          Memodifikasi situasi yang menimbulkan stres.
Dalam hal ini disebukan beberapa bentuk meningaktakan toleransi terhadap stres,
a.         Toleransi terhadap tekanan
Membiasakan diri bekerja di bawah stres dengan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan.
b.        Toleransi terhadap frustasi
Berusaha lebih peka pada lingkungan untuk mencoba memahami sumber frustasi kita belajar untuk menunda pemuasan atau kesenangan.
c.         Toleransi terhadap konflik
Menyadari adanya konflik mencari segi positif terbanyak dan efek emosionalnya
d.        Toleransi terhadap kecemasan
Mencoba tetap merasakan kecemasan tanpa mengurangi performa kita menggali lebih banyak pengalaman dan belajar menghadapi situasi yang membuat kita cemas.
Pendekatan yang berorientsi pada tugas dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu :
a.         Pendekatan Asertif. Merupakan pendekatan yang menekankan pada usaha-usaha individu untuk mengekspresikan hak dan keinginan tanpa merebut hak orang lain.
b.        Pendekatan Menarik Diri. Dapat dilakukan apabila sumber stres tidak dapat dihilangkan dengan asertif dan kompromi. Strategi sementara untuk mengatasi stres yang dapat berakibat memperburuk kesehatan individu tersebut. Misal: cuti kuliah untuk mengumpulkan biaya kuliah.
c.         Berkompromi. Biasa digunakan apabila agen sumber stres memiliki otoritas lebih tinggi dari kita, atau sama-sama seimbang. Baik-buruknya sangat tergantung pada sejauhmana kepuasan dapat diperoleh individu, dan sebesar apa usaha yang dilakukan untuk mengurangi stres. Tiga tipe kompromi:
1.      Comformity
Merubah sikap menjadi lebih realistik mengikuti prosedur umum yang berlaku.
2.      Negotiation
ecara aktif mencapai kompromi dengan berbagai situasi stres, biasa digunakan pada area publik dan interpersonal, lebih baik daripada kompromi karena sifatnya mutual.
3.      Substitution
Memutuskan alternatif pemecahan terbaik untuk mencapai tujuan yang sama.

HUBUNGAN INTERPERSONAL
A.  Model – Model Hubungan Interpersonal
S  Social Model (Fair-Exchange Model)
Tujuannya adalah mencapai kepuasan kebutuhan diantara individu yang terlibat. Ada tiga prinsip dasar pada model sosial ini, yaitu :
§  Reward, penghargaan yang merupakan suatu bentuk keuntungan dari suatu hubungan yang memiliki nilai positif.
§  Cost, semua bentuk kehilangan yang didapat dari suatu hubungan dan memiliki nilai negatif, biasa disebut dengan kerugian.
§  Fair-Exchange, adanya perbedaan antara reward dan cost akan membentuk dinamika suatu hubungan. Apabila reward lebih besar daripada cost maka hubungan dikatakan menguntungkan, sedangkan jika costnya yang lebih besar daripada reward maka hubngan tersebut tidak adil.
S  Transactinal Analysis Model
Biasa disebut dengan teori permainan yang mengkombinasikan antara ego states dan transaksi eksternal. Konsep dasar model ini adalah :
§  Ego States, konsep yang menjelaskan sistem berhubungan antara perasaan dalam diri individu dengan persepsinya yang dimasukan dalam pola-pola perilaku, seperti pada kata yang diucapkan, perubahan suara, ekpresi wajah, gerak tubuh dan posisi tubuh.
§  Transaction, pertukaran antara individu yang terlibat memberi stimulus dan individu yang merespon diantara masing-masing ego state mereka.
§  Stroke, tanda perhatian atau sentuhan pada individu lain. Stroke yang menyenangkan atau positif seperti senyuman, pelukan, tepukan bahu, dsb. Sedangkan stroke negatif atau perasaan tidak menyenangkan seperti omelan, wajah cemberut, dsb.
§  Life Position, menunjukan empat tipe individu ( Depresif, Sia-sia, Sehat dan Paranoid) dalam posisi Ok atau tidak k dalam suatu hubungan dengan orang lain.
B.  Pembentukan Kesan & Ketertarikan Interpersonal
       Dalam pembentukan kesan baisanya merupakan sautau bentuk hasil pengamatan indera karena ini merupkaa suatu penilaian singkat serta hanya menyimpan sedikit informasi tentang objek pengamatan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesan ini diantara lain :
a.       Terbatasnya informasi
b.      Kesamaan, jadi membandingkan objek dengan diri kita
c.       Isyarat yang keliru
d.      Streotipe
e.       Kesalahan logis
f.   Hallo Efect dan Devil Effect, rasa suka atau tidak akan mempengaruhi penilaian terhadap perilaku orang lain
       Dalam ketertarikan interpersonal banyak sekali faktor yang membuat orang lain tertarik / suka pada diri kita, diantaranya faktor tersebut adalah :
1.      Karakter Pribadi
             Dalam daya tarik bagi oranglain pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua yaitu yang bersifat fisik (wajah, rambut, tubuh) dan yang bersifat nonfisik (kepribadian, intelegensi, minat dan hobby). Peneliti pun terus berusaha mengidentifikasikan beberapa karakter umum yang dapat mempengaruhi rasa suka seseorang terhadap orang lain. Karakter umum tersebut antara lain :

S  Ketulusan
Penelitian yang dilakukan oleh Norman Aderson pada mahasiswa tahun 1960-n menunjukkan bahwa ketulusan adalah sifat yang paling dihargai.
S  Kehangatan Personal
Ini merupakan karakterisitik pokok yang mempengaruhi pesan pertama kita mengenai orang lain. Biasanya terlihat hangat dan ramah apabila dia menyukai hal tertentu yang sedang dibicarakan, memujinya dan menyetujuinya.
S  Kompetensi
Orang yang lebih memiliki kompetensi cenderung lebih dihargai utnuk diajak menjalin hubungan daripada yang tidak berkemampuan, karena pada umumnya kita menyukai orang yang tampil secara sosial, cerdas dan kompeten.
S  Daya Tarik Fisik
Menurut Walster,dkk. rasa suka seseorang berkaitan dengan daya tarik fisiknya. Hal ini disebabkan karena adanya “Hallo Efect”, dimana kita cenderung  mengatakan orang yang menarik secara fisik juga memiliki sejumlah karakteristik lain yang menyenangkan.
2.      Kesamaan
             Ada dua penjelasan utama dalam pentingnya kesamaan dalam ketertarikan interpersonal yaitu kesamaan biasanya mendatangkan ganjaran dan keterkaitan dan kesamaan – rasa suka dengan teori keseimbangan kognitif. Pertama, orang yang memiliki kesamaan cenderung menyetujui dan mendukung keyakinan kita tentang kebenara-kebenaran pandangan. Kesamaan nilai dan minat merupakan dasar untuk melakukan aktivitas bersama dengan orang lain. Kedua, menurut teori kognitif, orang berusaha mempertahankan keselarasan dan kostitensi diantara sikap mereka, mengatur rasa suka dan tidak suka mereka menjadi tidak seimbang. Menyukai seseorang dan pada saat yang sama menentang orang itu mengenai masalah yang fudamental merupakan hal yang secara psikologis tidak menyenangkan. Kita memaksimalkan keseimbangan kognitif dengan menyukai orang yang mendukung pandangan kita dan tidak menyukai orang yang menentangnya.
3.      Keakraban
             Menurut Atkinson,dkk. salahsatu alasan bahwa kedekatan dapat menimbulkan rasa senang pada seseorang adalah bahwa kedekatan dapat meningkatkan keakraban. Dan adanya fenomena oleh Sears dkk. yang disebut sebagai efek eksposur belaka dimana seringnya berhadapan dengan seseorang dapat meningkatkan rasa suka kita terhadap orang lain.
4.      Kedekatan
Terdapat tiga faktor yang menghubungkan antara kedekatan dan daya tarik interpersonal, yaitu :
S  Kedekatan biasanya meningkatkan keakraban
S  Kedekatan sering berkaitan dengan kesamaan
S  Bahwa orang yang dekat secara fisik lebih mudah didapat daripada orang yang jauh

C.  Intimasi & Hubungan Pribadi
       Membicarakan suatu keintiman akan mengarahkan pada aspek emosional yang biasanya berkaitan dengan ikatan cinta. Termasuk adanya kedekatan antara individu, saling berbagi, adanya komunikasi dan usaha untuk saling mendukung. Keintiman sendiri berarti adanya hubungan kelekatan personal kepada individu lain juga dalam berbagi pemikiran dan perasaan terdalam.
       Keintiman juga bukanlah suatu relasi yang begitu saja terjadi, ada beberapa kondisi yang jika berkembang, hubungan pribadi akan lebih mendalam, seperti :
-          Saling mengungkapkan diri
Sebgai kesadaran antara dua orang atau lebih untuk berbagi pemikiran dan perasaan.
-          Kesesuaian pribadi
Faktor yang menghubungkan antara pengungkapan diri dengan keintiman pada individu.
-          Saling membantu
Kondisi ini atas keinginan membantu pasangan serta keinginan mendapatkan bantuan dari pasangan.

Sumber :
1.      Basuki, A.M Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta. Gunadarma.
2.      Riyanti, B.P. Dwi, Hendro Prabowo. (1998). Psikologi Umum 2. Jakarta. Gunadarma
3.      http://eprints.undip.ac.id/38840/1/KESEHATAN_MENTAL.pdf