AUDI RESTI IRWANTI
2 PA 09 - 11512239
Tugas 2 !
STRES
A.
Arti
Penting Stres
Stres ini pasti pernah dialami oleh kita
semua, baik yang ditimbulkan berdampak besar atau kecil. Stres yang dialami
tiap individu pun berbeda meski seandainya peristiwa yang dialami sama. Dan
dalam stres sendiri pun tidak semua selalu berkonotasi negatif atau jelek. Ada
baiknya kita memahami defini dari stres untuk memahami lebih jauh mengenai
stres.
Ada beberapa pendapat yang mendefinisikan
mengenai stres, diantara lain :
û J.P Chaplin dalam Kamus Lengkap
Psikologi
Stres sebagai suatu keadaan
tertekan, baik secara fisik maupun psikologis.
û Atkinson (1983)
Stres terjadi ketika orang
dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebagai mengancam kesehatan
fisik maupun psikologisnya.
û Lazarus (1999, dalam Rod Plotnik
2005:481)
Stres adalah rasa cemas atau
terancam yang timbul ketika kita menginterpretasikan atau menilai situasi
sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara
memadai.
B.
Tipe-tipe
Stres Psikologis
Berbagai tipe stres psikologis,
diantaranya :
§ Frustasi
Hal ini muncul karena adanya kegagalan saat ingin
mencapai suatu tujuan tertentu, yang biasanya dalam menggapai tujuan tersebut
ada suatu permasalahan dan individu yang mengalami ini tidak mampu menjalani rintangan
tersebut sehingga mengalami kegagalan atau frustasi. Frustasi ada yang bersifat
intrinsik (cacat badan atau kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan,
bencana alam, kematian orang yang dicintai, dsb)
§ Konflik
Muncul ketika individu berada dalam
kondisi di bawah tekanan untuk merespon dua atau lebih dorongan yang saling
bertentangan secara simultan atau bersamaan. Bentuk konflik juga terdiri dari empat
bagian yaitu,
-
Approach-Approach
Conflict
Dua pilihan yang masing-masing
memiliki alternatif yang diinginkan.
-
Approach-Avoidant
Conflict
Satu bjek memiliki
konsekuensi positif ataupun negatif.
-
Avoidant-Avoidant
Conflict
Dua pilihan yang sama-sama
memiliki konsekuensi negatif.
-
Double Approach-Avoidance Conflict
Dua alternatif yang
sama-sama memiliki konsekuensi positif dan negatif.
§ Tekanan
Biasanya tekanan didapat dari tuntutan kehidupan
sehari-hari, bisa juga berasal dari dalam diri individu dan luar diri.
§ Kecemasan
Cemas biasanya adalah perasaan samar-samar. Merupakan
suatu kondisi saat individu merasakan suatu kegelisahan atau kekhawatiran, rasa
tidak nyaman dan ketegangan yang tidak terkendali yang berkaitan dengan
kemungkinan adanya suatu hal yang buruk. Simtom cemas biasanay ditandai dengan
jantugn berdebar, ketegangan otot, keringat dingin. Simtom ini dianggap wajar
secara psikologis jika masih dalam internsitas yang normal. Karena kecemasan
bisa dikatakan sebagai alarm yang memperingatkan akan adanya bahaya terdekat
dan membangkitkan kita untuk merespon secara cepat pula.
C.
Symtom
– Reducing Respons Terhadap Stres
Dalam
penyesuaian diri terhadap stres yang bersifat mengurangi atau memperlemah
simtom stres ada dua macam :
S Yang
bersifat tak disadari, seringkali dilakukan adalah defense mechanism (mekanisme pertahanan diri atau ego).
Mekanisme pertahanan diri ini biasanya
digunakan oleh self/ego untuk melindungi dari segala ancaman, sifatnya
kebanyakan tidak disadari, tetapi otomatis muncul saat individu menghadapi
ancaman baik dengan kesadaran minimum atau tidak sama sekali. Jenisnya antara
lain :
§ Represi,
menekan pengalaman-pengalaman tidak menyenangkan ke bawah sadar.
§ Supresi,
upaya sadar individu untuk mengendalikan keinginan yang memunculkan kecemasan.
§ Pengingkaran,
menolak melihat atau mendengar aspek realita yang tidak menyenangkan atau
mengancam.
§ Rasionalisasi,
usaha untuk memberikan alasan pada perilaku yang tidak diterima dalam cara yang
diterima sosial dan rasional.
§ Regresi,
mundur pada fase perkembangan sebelumnya.
§ Proyeksi,
upaya individu untuk melemparkan penyebab frustasinya pada orang lain.
§ Reaksi-formasi,
mengalihkan motif yang dimiliki ke motif lain yang berlawanan, dll.
S Yang
bersifat disadari, seperti membicarakannya dengan orang lain, melakukan pekerjaan
lain yang mengurangi simtom stres ataupun tertawa.
D.
Pendekatan
Problem Solving Terhadap Stres
Dalam
upaya menghilangkan sumber stres terdapat beberapa strategi tertentu sehingga
lebih terarah, yaitu :
-
Memodifikasi diri agar lebih toleran
terhadap stres.
-
Memodifikasi situasi yang menimbulkan
stres.
Dalam hal ini disebukan beberapa
bentuk meningaktakan toleransi terhadap stres,
a.
Toleransi terhadap tekanan
Membiasakan diri bekerja di bawah
stres dengan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan.
b.
Toleransi terhadap frustasi
Berusaha lebih peka pada lingkungan
untuk mencoba memahami sumber frustasi kita belajar untuk menunda pemuasan atau
kesenangan.
c.
Toleransi terhadap konflik
Menyadari adanya konflik mencari
segi positif terbanyak dan efek emosionalnya
d.
Toleransi terhadap kecemasan
Mencoba tetap merasakan kecemasan
tanpa mengurangi performa kita menggali lebih banyak pengalaman dan belajar
menghadapi situasi yang membuat kita cemas.
Pendekatan yang berorientsi pada
tugas dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu :
a.
Pendekatan Asertif. Merupakan pendekatan
yang menekankan pada usaha-usaha individu untuk mengekspresikan hak dan keinginan
tanpa merebut hak orang lain.
b.
Pendekatan Menarik Diri. Dapat dilakukan
apabila sumber stres tidak dapat dihilangkan dengan asertif dan kompromi.
Strategi sementara untuk mengatasi stres yang dapat berakibat memperburuk
kesehatan individu tersebut. Misal: cuti kuliah untuk mengumpulkan biaya
kuliah.
c.
Berkompromi. Biasa digunakan apabila
agen sumber stres memiliki otoritas lebih tinggi dari kita, atau sama-sama
seimbang. Baik-buruknya sangat tergantung pada sejauhmana kepuasan dapat diperoleh
individu, dan sebesar apa usaha yang dilakukan untuk mengurangi stres. Tiga
tipe kompromi:
1.
Comformity
Merubah
sikap menjadi lebih realistik mengikuti prosedur umum yang berlaku.
2.
Negotiation
ecara
aktif mencapai kompromi dengan berbagai situasi stres, biasa digunakan pada
area publik dan interpersonal, lebih baik daripada kompromi karena sifatnya
mutual.
3.
Substitution
Memutuskan
alternatif pemecahan terbaik untuk mencapai tujuan yang sama.
HUBUNGAN INTERPERSONAL
A. Model – Model Hubungan
Interpersonal
S Social
Model (Fair-Exchange Model)
Tujuannya
adalah mencapai kepuasan kebutuhan diantara individu yang terlibat. Ada tiga
prinsip dasar pada model sosial ini, yaitu :
§ Reward,
penghargaan yang merupakan suatu bentuk keuntungan dari suatu hubungan yang
memiliki nilai positif.
§ Cost,
semua bentuk kehilangan yang didapat dari suatu hubungan dan memiliki nilai
negatif, biasa disebut dengan kerugian.
§ Fair-Exchange,
adanya perbedaan antara reward dan cost akan membentuk dinamika suatu
hubungan. Apabila reward lebih besar daripada cost maka hubungan dikatakan menguntungkan, sedangkan jika costnya yang lebih besar daripada reward maka hubngan tersebut tidak adil.
S Transactinal Analysis Model
Biasa
disebut dengan teori permainan yang mengkombinasikan antara ego states dan transaksi eksternal.
Konsep dasar model ini adalah :
§ Ego States,
konsep yang menjelaskan sistem berhubungan antara perasaan dalam diri individu
dengan persepsinya yang dimasukan dalam pola-pola perilaku, seperti pada kata
yang diucapkan, perubahan suara, ekpresi wajah, gerak tubuh dan posisi tubuh.
§ Transaction,
pertukaran antara individu yang terlibat memberi stimulus dan individu yang
merespon diantara masing-masing ego state mereka.
§ Stroke,
tanda perhatian atau sentuhan pada individu lain. Stroke yang menyenangkan atau
positif seperti senyuman, pelukan, tepukan bahu, dsb. Sedangkan stroke negatif
atau perasaan tidak menyenangkan seperti omelan, wajah cemberut, dsb.
§ Life Position,
menunjukan empat tipe individu ( Depresif, Sia-sia, Sehat dan Paranoid) dalam
posisi Ok atau tidak k dalam suatu hubungan dengan orang lain.
B. Pembentukan Kesan &
Ketertarikan Interpersonal
Dalam
pembentukan kesan baisanya merupakan sautau bentuk hasil pengamatan indera
karena ini merupkaa suatu penilaian singkat serta hanya menyimpan sedikit
informasi tentang objek pengamatan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kesan ini diantara lain :
a. Terbatasnya
informasi
b. Kesamaan,
jadi membandingkan objek dengan diri kita
c. Isyarat
yang keliru
d. Streotipe
e. Kesalahan
logis
f. Hallo Efect
dan Devil Effect, rasa suka atau
tidak akan mempengaruhi penilaian terhadap perilaku orang lain
Dalam
ketertarikan interpersonal banyak sekali faktor yang membuat orang lain
tertarik / suka pada diri kita, diantaranya faktor tersebut adalah :
1.
Karakter
Pribadi
Dalam
daya tarik bagi oranglain pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua yaitu yang
bersifat fisik (wajah, rambut, tubuh) dan yang bersifat nonfisik (kepribadian,
intelegensi, minat dan hobby). Peneliti pun terus berusaha mengidentifikasikan
beberapa karakter umum yang dapat mempengaruhi rasa suka seseorang terhadap
orang lain. Karakter umum tersebut antara lain :
S Ketulusan
Penelitian yang dilakukan oleh
Norman Aderson pada mahasiswa tahun 1960-n menunjukkan bahwa ketulusan adalah
sifat yang paling dihargai.
S Kehangatan
Personal
Ini merupakan karakterisitik pokok
yang mempengaruhi pesan pertama kita mengenai orang lain. Biasanya terlihat
hangat dan ramah apabila dia menyukai hal tertentu yang sedang dibicarakan,
memujinya dan menyetujuinya.
S Kompetensi
Orang yang lebih memiliki
kompetensi cenderung lebih dihargai utnuk diajak menjalin hubungan daripada
yang tidak berkemampuan, karena pada umumnya kita menyukai orang yang tampil
secara sosial, cerdas dan kompeten.
S Daya
Tarik Fisik
Menurut Walster,dkk. rasa suka
seseorang berkaitan dengan daya tarik fisiknya. Hal ini disebabkan karena
adanya “Hallo Efect”, dimana kita
cenderung mengatakan orang yang menarik
secara fisik juga memiliki sejumlah karakteristik lain yang menyenangkan.
2.
Kesamaan
Ada
dua penjelasan utama dalam pentingnya kesamaan dalam ketertarikan interpersonal
yaitu kesamaan biasanya mendatangkan ganjaran dan keterkaitan dan kesamaan –
rasa suka dengan teori keseimbangan kognitif. Pertama, orang yang memiliki
kesamaan cenderung menyetujui dan mendukung keyakinan kita tentang
kebenara-kebenaran pandangan. Kesamaan nilai dan minat merupakan dasar untuk
melakukan aktivitas bersama dengan orang lain. Kedua, menurut teori kognitif,
orang berusaha mempertahankan keselarasan dan kostitensi diantara sikap mereka,
mengatur rasa suka dan tidak suka mereka menjadi tidak seimbang. Menyukai
seseorang dan pada saat yang sama menentang orang itu mengenai masalah yang fudamental
merupakan hal yang secara psikologis tidak menyenangkan. Kita memaksimalkan
keseimbangan kognitif dengan menyukai orang yang mendukung pandangan kita dan
tidak menyukai orang yang menentangnya.
3.
Keakraban
Menurut
Atkinson,dkk. salahsatu alasan bahwa kedekatan dapat menimbulkan rasa senang
pada seseorang adalah bahwa kedekatan dapat meningkatkan keakraban. Dan adanya
fenomena oleh Sears dkk. yang disebut sebagai efek eksposur belaka dimana
seringnya berhadapan dengan seseorang dapat meningkatkan rasa suka kita
terhadap orang lain.
4.
Kedekatan
Terdapat tiga faktor yang
menghubungkan antara kedekatan dan daya tarik interpersonal, yaitu :
S Kedekatan
biasanya meningkatkan keakraban
S Kedekatan
sering berkaitan dengan kesamaan
S Bahwa
orang yang dekat secara fisik lebih mudah didapat daripada orang yang jauh
C. Intimasi & Hubungan Pribadi
Membicarakan
suatu keintiman akan mengarahkan pada aspek emosional yang biasanya berkaitan
dengan ikatan cinta. Termasuk adanya kedekatan antara individu, saling berbagi,
adanya komunikasi dan usaha untuk saling mendukung. Keintiman sendiri berarti
adanya hubungan kelekatan personal kepada individu lain juga dalam berbagi
pemikiran dan perasaan terdalam.
Keintiman
juga bukanlah suatu relasi yang begitu saja terjadi, ada beberapa kondisi yang
jika berkembang, hubungan pribadi akan lebih mendalam, seperti :
-
Saling mengungkapkan diri
Sebgai kesadaran antara dua orang
atau lebih untuk berbagi pemikiran dan perasaan.
-
Kesesuaian pribadi
Faktor yang menghubungkan antara
pengungkapan diri dengan keintiman pada individu.
-
Saling membantu
Kondisi ini atas keinginan membantu
pasangan serta keinginan mendapatkan bantuan dari pasangan.
Sumber :
1.
Basuki, A.M Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta. Gunadarma.
2.
Riyanti, B.P. Dwi, Hendro Prabowo.
(1998). Psikologi Umum 2. Jakarta.
Gunadarma
3.
http://eprints.undip.ac.id/38840/1/KESEHATAN_MENTAL.pdf