Mickey Mouse

Sabtu, 28 Desember 2013

ONLINE PERSONA ( IDENTITAS WANITA DALAM MEDIA SOSIAL )

ONLINE PERSONA
Judul jurnal : Identitas Wanita Dalam Media Sosial


Dalam pembahasan kali ini mengenai permasalahan individu yang berkaitan dengan media sosial, memang pada jaman sekarang ini, penggunaan media sosial sudah menjadi hal biasa yang dilakukan oleh tiap individu, bahkan sekarang media sosial memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk menjadi produsen pesan tanpa melihat latar belakang budaya, usia, status sosial bahkan gender ( seperti yang sudah tertulis pada jurnal di paragraph dua pada pendahuluan ).

Saya sependapat dengan isi jurnal ini yang mengatakan, media sosial ini dijadikan sebagai pendukung eksistensi manusia. Karena memang pada dasarnya manusia mempunyai bebrapa kebutuhan yang telah disebutkan pada teori Abraham Maslow yaitu membutuhkan kebutuhan harga diri. Dari media sosial ini lah tiap individu memperoleh kepercayaan diri yang entah didapat dari followers terbanyak pada twitter atau teman terbanyak pada facebook, path, friendster, dsb.

Dan ternyata dari sekian banyak pengguna media sosial di Indonesia khususnya, lebih dominan kaum hawa-lah yang menggunakan jejaring sosial ini. Karena dalam kondisi psikologis pun perempuan memang yang lebih ekstovet dibanding pria, jadi perempuan memang lebih mudah mencari simpati, meraih perhatian melalui jejaring sosial. Tetapi tak jarang tujuan penggunaan jejaring sosial ini berbeda beda, misalnya untuk wanita yang sudah bekerja atau wanita karir mengunakan jejaring sosial justru menggunakannya secara profesional dan lebih banyak berhubungan dengan dunai pekerjaannya, sedangkan untuk mahasiswi atau pelajar biasanya lebih untuk bersosialisasi.

Terkadang pada jejaring sosial ini peran yang ditampilkan dalam berinterakasi dengan orang lain mempunyai definisi yang berbeda dengan diri orang lain, itulah definisi identitas yagn dijelaska oleh Stykler. Dan perilaku individu dalam bentuk interaksi dipengaruhi oleh harapan peran dan identias diri, begitu juga perilaku pihak yang berinteraksi dengan setiap individu tersebut. Identitas wanita sendiri biasanya sangat jelas tertulis pada jejaring sosialnya, karena wanita lebih mudah mengungkapkan segala sesuatunya.

Saran saya sendiri bagi kaum wanita kita harus lebih waspada juga terhadap teman-teman kita yang ada pada jejaring sosial, karena tak jarang justru kaum wanita yang dijadikan korban berbagai tindakan kejahatan, karena identitas yang ada pada jejaring sosial belum tentu bisa dipertanggung jawabkan keasliannya.

Referensi :
Ramadhaniar, Diandra Shafira. (2013). Identitas Perempuan Dalam Social Media (Studi Analisis Wacana Konstruksi Identitas Online Peranan Perempuan Dewasa Awal Dalam Situs Jejaring Sosial Facebook). Dapat diakses pada: http://jurnal-kommas.com/docs/PAPER%20JURNAL%20DIANDRA.pdf